Memaafkan, Mengampuni, adalah sesuatu kebijakan yg mulia.
Table of Contents
Salah seorang di antaranya melihat guru nya.
Murid itu menyalami gurunya dengan penuh penghormatan, seraya berkata: "Masih ingat saya kan pak guru?”
Gurunya menjawab: “tidak”
Murid itu bertanya keheranan "masa sih pak guru tidak ingat saya"
Saya kan... murid yang mencuri jam tangan salah seorang teman di kelas.
Dan ketika anak yang kehilangan jam itu menangis, bapak menyuruh kami semua untuk berdiri karena akan dilakukan penggeledahan di saku para murid.
Saya berfikir bahwa saya akan dipermalukan dihadapan para murid dan para guru, dan akan menjadi tumpahan ejekan dan hinaan, mereka akan memberikan gelar kepadaku "pencuri" dan diriku pasti akan hancur, selama lamanya.
Dulu bapak menyuruh kami berdiri menghadap tembok dan menutup mata kami semua.
Lalu bapak menggeledah kantong kami, dan ketika tiba giliran saya, bapak ambil jam tangan itu dari kantong saya, dan bapak lanjutkan penggeledahan sampai murid terakhir.
Setelah selesai bapak suruh kami membuka penutup mata, dan kembali ke tempat duduk.
Saat itu saya takut bapak akan mempermalukan saya di depan murid murid yang mereka adalah teman teman saya.
Bapak tunjukkan jam tangan itu lalu bapak berikan kepada pemiliknya, tanpa menyebutkan siapa yang mencurinya.
Selama saya belajar di sekolah itu, bapak tidak pernah bicara tentang kasus jam tangan itu, dan tidak ada seorangpun guru maupun murid yang bicara tentang pencurian jam tangan itu.
Bapak masih ingat saya pak?
Bagaimana bisa bapak tidak mengingatku wahai guruku.
Saya adalah muridmu dan ceritaku adalah cerita pedih yang tak akan terlupakan.
Saya sangat mengagumimu, sejak itu saya berubah menjadi orang yang baik dan benar, Saya mencontoh semua perbuatanmu.
Guru itu menjawab :
"Sungguh saya tidak mengingatmu, karena pada saat menggeledah itu sengaja aku menutup mata pula agar tidak mengenalmu.
Karena Saya tidak mau merasa kecewa atas perbuatan salah satu muridku, Saya sangat mencintai mereka"
Sahabat,
Pendidikan memerlukan seni dalam menutup segala keburukan.
Jangan mempermalukan seseorang, karena akan dapat menghancurkan hidupnya dan tambah terperosok lebih dalam.
Memaafkan, Mengampuni, adalah sesuatu kebijakan yg mulia.
Orang yang mempermalukan orang lain d depan org lain sekalipun di depan keluarga sndiri adalah orang yang hanya bisa mencela atau menyalahkan, sedangkan orang yang bermartabat dan terhormat adalah orang yang mau memperbaiki kesalahan orang lain.
Selamat menjalani kehidupan dengan bijak tanpa mempermalukan orang dan mampu membuat orang lain menjadi baik.
Semoga bermanfaat.